9 Tips Cara Pemupukan Cabai

1. Aplikasi PGPR untuk mencegah penyakit layu bakteri

PGPR (Rhizobacter Growth Plant) atau “Bakteri Pertumbuhan” adalah kelompok bakteri akar yang berguna. Salah satu manfaat PGPR adalah mengurangi perkembangan bakteri penyebab akar, seperti Pseudomonas solanacearum penyebab kutil bakteri dan bakteri Xanthomonas oryzae penyebab penyakit bakterial.

2. Cara aplikasi PGPR untuk mencegah penyakit layu tanaman cabai

PGPR dapat diterapkan pada semua tahap pertumbuhan tanaman. Cocok untuk perawatan benih, perawatan tanah dan kebocoran akar tanaman. PGPR disemprotkan di tanah / di bedengan sebelum menanam benih cabai dan bocor ke akar setelah tanam.

3. Pemupukan yang berimbang

Analoginya jika dibandingkan dengan manusia adalah 4 sehat 5 sempurna. Selain tanaman cabai, jika semua unsur hara yang dibutuhkan untuk tanaman terwujud maka tanaman cabai akan tumbuh sehat dan berbuah. Sampai saat ini kami hanya mengandalkan fungisida kimia dan bakterisida untuk mengatasi masalah layu tanaman cabai.

Baca juga di situs pupuknaturalnusantara.net untuk mendapatkan info menarik seputar pupuk tanaman hias dan buah.

Meski hanya sebagian dari upaya pengendalian, faktor pemupukan juga mempengaruhi intensitas serangan jamur dan bakteri. Misalnya, pemberian pupuk nitrogen yang berlebihan (tidak sesuai porsi yang dibutuhkan tanaman) dapat menyebabkan tanaman menjadi rentan atau mudah terserang penyakit.

4. Jenis pupuk dasar tanaman cabai

Jenis pupuk kimia yang digunakan sebagai pupuk dasar tanaman cabai adalah pupuk TSP, KCL dan nitrogen. Untuk pupuk nitrogen, saya tidak menggunakan Urea, tapi menggunakan pupuk Cantik dan ZA. Dua dari 27% nitrogen (termasuk 13,5% nitrat dan 13,5% amonium), dan 12% unsur kalsium (CaO).

Kandungan CaO 12% pada pupuk ini sangat berguna untuk tanaman cabai dan lebih baik dari pada pupuk urea. Sedangkan pupuk ZA mengandung 28,8% nitrogen dan 23,8% sulfur. Selain itu saya juga menggunakan pupuk boron.

5. Dosis pupuk dasar untuk tanaman cabai

Dosis dasar pupuk tanaman cabai disini bukan SOP, bisa lebih kecil atau lebih tergantung tingkat kesuburan tanah. Untuk tanah subur, dosis dapat dikurangi, dan untuk tanah yang kurang subur, dosis dapat ditingkatkan. Dosis pupuk yang digunakan untuk tanaman cabai adalah TSP: KCl: Pretty: ZA dengan perbandingan 4: 2: 1: 1. Pupuk Pretty 125 kg dan ZA 125 kg.

6. Dosis pupuk Boron untuk tanaman cabai

Walaupun unsur boron (B) dibutuhkan hanya sedikit, namun unsur tersebut dibutuhkan oleh tumbuhan. Kekurangan boron bisa menyebabkan cabang lengket dan bunga cabai rontok. Untuk 1000 tanaman cabai, tambahkan 1 kg pupuk boron (Boraks, Bor Nutri) yang dicampur dengan pupuk KCl dan ZA.

7. Calsium wajib diberikan untuk tanaman cabai

Kalsium (Ca) merupakan salah satu unsur hara mikro yang berperan sangat penting dalam kualitas hidup tanaman cabai. Tanaman cabai yang rendah kalsium rentan terhadap berbagai penyakit, seperti layu fusarium dan bakteri layu. Fungsi dan manfaat kalsium adalah untuk meningkatkan daya tahan tanaman (imunitas) agar tanaman tidak sakit.

8. Cara aplikasi Calsium pada tanaman cabai

Pupuk kalsium dapat diaplikasikan pada bedengan (sebelum benih ditanam) atau setelah tanam (bocor). Kalsium juga bisa diberikan dengan menyemprotkan daun dan seluruh bagian tanaman.

9. Aplikasi unsur hara mikro (pupuk daun)

Sekali lagi, jika kita mempertimbangkan istilah 4 sehat 5 sempurna, tidak cukup memberi nutrisi pada tanaman cabai yang hanya menggunakan pupuk makro. Meski hanya sedikit unsur hara mikro yang dibutuhkan, kekurangan unsur mikro dapat membuat tanaman cabai tidak sehat. Unsur hara mikro yang biasa ditemukan pada pupuk fololi diaplikasikan dengan menyemprotkan seluruh bagian tanaman dengan interval penyemprotan 7-10 hari.

Ingat, selain jenis pupuk yang digunakan dan cara pengaplikasiannya, faktor lain yang mempengaruhi lemak tanaman adalah kualitas benih yang digunakan. Nah, dengan adanya berbagai jenis merk dan tipe bibit cabai yang tersebar di pasaran, pilih dan gunakan bibit yang sesuai dengan tanah Anda (medium, medium atau dataran tinggi).

Gunakan benih yang sabar (tahan) untuk layu fusarium dan bakteri layu, dan sesuaikan dengan waktu budidaya (musim hujan atau musim kemarau).