Hal yang Harus Dijauhi Ketika Fokus Skripsi

Kamu mahasiswa? Kamu ada di tingkat akhir? Sedang dibayangi oleh skripsi? Pembimbing selalu menghantuimu? Bayangan revisi yang tidak kunjung selesai? Sedang dipaksa lulus cepat oleh orang tua? atau sedang dituntut nikah serupa pacar? Hanya ada satu solusi dari banyaknya problem tersebut, yaitu cepatlah selesaikan skripsimu!!!!!

Itu sebenarnya cuma satu solusi tapi berat untuk dilakukan. Jika berhasil anda dapat meraih hasil yang tak ternilai. Itulah yang saat ini dialami oleh mahasiswa tingkat akhir. “Kapan lulus?” atau “kapan wisuda?” bahkan lebih parahnya ulang “kapan nikah?”. Nikahan mah belakangan bisalah, urusan skripsi mana dapat disimpan belakangan. Sekali simpan di belakang dijamin kesulitan untuk balik lagi. Kelamaan di simpan jadi kena drop out, jangan sampai.

Skripsi itu sudah berasa gebetan aja deh. Selalu teringat-ingat tapi sukar menggapainya, karena niat tidak sesuai besarnya dengan harapan. Godaan skripsi tuh ada aja, sudi yang kecil, sedang, besar, ataupun yang spesial. Inilah beberapa godaan yang harus dijauhi dikala sedang garap skripsi kedokteran.

1. Gadget

Lagi niat teguh bikin skripsian tiba-tiba notifikasi hp bunyi. Ternyata si *yang tidak dapat disebutkan namanya* nongol di timeline. Akhirnya skripsian berujung stalking. Cari paham ini dan itu, sampai kelanjutannya lupa waktu. Eh tahu-tahu maghrib, makan, tetap waktunya tidur. Yampuuuun.

2. Temen-temen

Jiwa dan raga sudah siap bikin menjadi skripsian, baru turn on laptop tiba-tiba……
Telepon masuk: “Main yuks! Kita kumpul di tempat A/B/C/D.”
Gw: “Okey siaaap! Tunggu 10 menitan ulang menuju TKP.”
Apa energi laptop harus turn off. Katakan pada skripsi, “kita jumpa nanti malam.” Malam harinya ternyata terlampau penat bikin skripsian. Bantal guling lebih mengundang hasrat ketimbang laptop. Singkirkan Laptop!!!!

3. Jenuh

Titik suntuk dapat jadi persoalan besar dikala sedang menyusun skripsi. Merasa penat dan suntuk dengan apa yang sedang dikerjakan. Pelampiasan dari rasa suntuk mendarat ke rasa malas. Rasanya ingin main ini dan itu sampai lupa diri. Giliran sudah ditinggal temen baru deh, “kenapa pernah banyakin main mulu yah?”

4. Malas ketemu pembimbing

Ada beberapa mahasiswa yang tidak ingin bersua pembimbing. Entah karena dosennya yang killer atau sukar ditemui sampai males bertemu. Padahal bersua pembimbing salah satu cara untuk meringkan beban mahasiswa kaum tingkat akhir. Karena sebenarnya pembimbing dapat mengupayakan keras untuk mendukung mahasiswanya lulus. Percaya deh.

Untuk capai kesuksesan nggak semudah membalikkan telapak tangan. Jangan meminta meraih suatu hal yang indah cuma mengandalkan keajaiban. Semuanya yang tidak mungkin sebenarnya dapat terjadi, tapi dengan usaha. Tanpa bisnis serupa saja semuanya tanpa berarti apa-pun cuma menelan penyesalan saja. Tetap motivasi yah.