Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal?

Direktur Transportasi Angkutan Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni mengatakan, pihaknya masih banyak terima keluhan perihal harga tiket pesawat sampai selagi ini. Dia menjelaskan ada beberapa aspek yang pengaruhi naik-turunnya harga pesawat terbang, lebih-lebih komersil, yang membawa dampak masyarakat selalu bertanya-tanya dan mengeluh.

“Padahal untuk harga tiket berikut telah diatur dan ada beberapa perihal yang mempengaruhinya,” kata Maria selagi ditemui di Kantor Unit Pengelolaan Bandar Udara (UPBU) Mozes Kilangin Kelas II Timika, Selasa (29/10/2019).

Adapun harga tiket pesawat terbang, lebih-lebih kelas ekonomi diatur batas atas dan bawahnya cocok Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2019. Namun untuk harga tiket bisnis belum ada aturannya.

Hanya Indonesia yang mengatur perihal harga tiket pesawat komersil, di negara lain mana ada. Sampai selagi ini belum ada maskapai penerbangan yang melanggar aturan. Kalau ada, pasti kami semprit (peluit)” ujar Kristi.
Kristi membeberkan perhitungan tarif penumpang pesawat terbang yang selagi ini berlaku terbujuk oleh jaraknya. Untuk melakukan perhitungan jarak tersebut, umumnya memanfaatkan sistem great circle distance (GCD).

Adapun perhitungan jarak per kilometer untuk satu orang penumpang yang jatuh di kisaran harganya Rp 1.790/km. Angka ini bahkan masih lebih rendah dibandingkan bersama tarif ojek online per kilometernya, yang jatuh di kisaran Rp 2.000-an/km.

“Dengan sistem GCD ini, maka penghitungannya memanfaatkan garis lurus, gara-gara nggak mungkin dihitung belok-belok. Garis lurus ini dihitung untuk mendapatkan jarak minimal. Misalnya, Jakarta-Surabaya itu jaraknya 667 kilometer,” terangnya.

Perlu diketahui, cocok pasal 11 huruf a ayat (1), Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 17 tahun 2014, perihal formulasi dan mekanisme penetapan biaya layanan jasa navigasi penerbangan menerangkan, jarak terbang untuk pesawat hawa yang berangkat dan mendarat di bandar hawa di wilayah Indonesia adalah jarak terdekat (Great Circle Distance) pada kedua bandar hawa tersebut.

Hal lain yang pengaruhi mahalnya harga tiket terhitung pada komponen avtur. Contohnya, untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, harga avtur per liter Rp 9.000, selagi untuk di Papua bisa capai Rp 10-11 ribu. Ditambah bersama nilai ganti dolar Amerika Serikat (AS) pada rupiah.

“Untuk itu, kami menawarkan agar maskapai lainnya bisa melayani penerbangan direct (langsung). Sehingga bisa mengurangi beban biaya, maka secara otomatis mengurangi harga tiket. Kalau transit, maka perhitungannya dua kali penerbangan. Misalnya Jakarta-Makassar dan Makassar-Timika,” ucap Kristi.

Selain aspek di atas, hukum pasar pun berlaku dalam bisnis penerbangan yakni supply (penawaran) dan demand (permintaan).