Jenis Kayu di Indonesia

Baik itu kebutuhan material kayu untuk furnitur, bangunan, produk atau kerajinan tangan, Indonesia belum tentu menjadi gudang dari berbagai kelas kayu yang diakui di seluruh dunia. Iklim dan tanah yang mendukung keragaman tanaman subur menyediakan berbagai jenis kayu yang tahan lama dan tangguh.

Kekayaan alam ini sering kita dengar dari generasi ke generasi, dan fakta bahwa eksploitasi kayu di Indonesia telah terjadi sebelum kemerdekaan dan meninggalkan tanah yang kini telah rusak akibat penjarahan kayu.

Namun saat ini masih banyak kita temukan kayu karena terus dikerjakan atau didistribusikan oleh pemerintah melalui regulasi yang ketat, kayu tersebut digunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan dan sebagian juga dapat dibeli di toko kayu di berbagai tempat.

Berikut beberapa hutan asli Indonesia di sekitar Anda yang harus Anda ketahui:

1. JATI

Siapa orang Indonesia yang pernah mendengar nama Kayu Jati? Kayu yang memiliki predikat kayu kuat seringkali menjadi patokan kayu yang umum di masyarakat. Kayu yang memiliki warna umum coklat ini memiliki urat coklat tua yang jarang berjauhan satu sama lain.

Kayu jati sebenarnya dibawa ke Indonesia sekitar tahun 1800 oleh Belanda ke Indonesia dan disterilkan panas di banyak daerah di pulau Jawa, dari Jawa sampai Jawa Timur.

Kayu jati berkualitas tinggi biasanya dipasok oleh daerah dengan suhu panas dan tanah berkapur, seperti di Jawa Tengah.

Kayu jati terkenal dengan kekuatan dan kepadatannya yang mempengaruhi keawetan kayu ini. Minyak pada kayu jati dianggap lebih tahan rayap, dan pori-pori kecil ini memungkinkan kayu untuk menyelesaikannya dengan mulus. Kepadatan kayu jati menjadikannya kayu favorit untuk diukir.

Kayu Jati memiliki kekerasan antara 630-720 Kgs / M3

Kayu jati kini banyak diburu untuk digunakan dalam pembuatan pedesaan, dan dengan ragam karakter di atas, kayu jati ini cocok untuk pembuatan furniture klasik dan bahan ukiran.

2. MERANTI

Kayu Meranti atau kayu Kalimantan sering digunakan untuk membuat bingkai, furniture dan panel. Disebut demikian dengan julukan Kalimantan karena walaupun dapat tumbuh di berbagai wilayah Indonesia sebagai negara tropis, Kayu Meranti tumbuh paling baik di wilayah Kalimantan.

Batang kayu meranti bisa berdiameter hingga 70 meter dan bisa mencapai lebih dari 4 meter. Kayu meranti, dalam bahasa Latin untuk Mahoni Filipina, seringkali berwarna coklat dan tanpa biji, dijual di toko bahan sebagai papan atau kasau.

Kayu meranti memiliki tingkat kekerasan antara 580-770 Kgs / m

Selain sebagai bahan bangunan dan furniture, kayu meranti juga dapat digunakan untuk pulp dan buah tangkawang berbagai jenis meranti dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Berdasarkan ciri-ciri kayu Meranti, kayu ini lebih cocok untuk bahan bangunan atau furniture yang menggunakan cat sebagai finishingnya.

3. MERBAU

Kayu ini berasal dari Maluku dan Papua sebagai jenis kayu keras dan dijuluki Besi. Kayu Merbau sudah lama menjadi bahan pangan lokal dan ekspor karena kualitasnya yang unggul. Kayu Merbau berwarna coklat tua atau coklat kemerahan dengan arah urat yang hampir lurus.

Kami juga menyediakan jasa mebel ukir, kami dari furniture jepara dengan kualitas pekerjaan terbaik. Yuk coba bisa Anda kunjungi juga tautan tersebut.

Kayu ini bisa tumbuh hingga diameter 50 meter dan hingga 2 meter. Karena kekerasan dan keawetannya, kayu Merbau biasa digunakan sebagai tempat parkir lantai, tiang bangunan, dan truk untuk dijadikan bahan konstruksi jembatan. Saat ini harga kayu Merbau cukup bersaing dengan harga kayu Jati.

Kayu Merbau yang sangat tahan lama juga dapat digunakan sebagai bahan konstruksi laut. Saat diolah, buah merbau tidak sulit dipotong dan ditumbuk, tetapi sulit dibalik dan dipaku karena sulit memiliki sifat rapuh akibat kandungan seratnya yang rendah.

Dengan ciri-ciri tersebut, kayu Merbau dapat dijadikan andalan sebagai bahan bangunan dan konstruksi.

4. ALBASIA

Kayu sengon atau albasia merupakan kayu khas tropis dan dapat dengan mudah ditemukan di berbagai toko material berupa kasau atau papan. Kayu albasian yang lembut dan sulit untuk di finishing, karakter bulunya yang besar dan pori-pori yang besar serta rapuh membuat kayu ini secara tidak langsung digunakan sebagai bahan pembuatan produk.

Namun, permintaan albasia yang terus meningkat setiap tahunnya membuktikan bahwa kegunaan dan kegunaan kayu ini juga semakin meningkat.

Padahal kayu yang mudah diolah digunakan sebagai bahan utama pembuatan kayu olahan seperti triplex dan blockboard, stik es krim, pensil, bahan baku yang sama untuk kertas.

Balok kayu dan albasia sering ditemukan sebagai bahan bangunan pendukung dan sementara, digunakan untuk mengemas kapal atau barang palet. Warna putih kotor bercampur coklat bebas urat, pori-pori besar dan lembut.

5. CENDANA

Harum, itu kesan pertama yang saya temukan di Sandalwood. Kayu yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan kemenyan dan kerajinan tangan sebenarnya bukanlah pohon yang tinggi, bahkan bisa disebut parasit.

Pohon cendana hanya tumbuh hingga 15 meter dengan diameter hanya 30 cm, sulit ditanam dan lama panen namun banyak peminat di pasaran membuat kayu ini relatif mahal bahkan dijual dengan harga kilogram. Di Indonesia, cendana putih tumbuh subur di NTT (Nusa Tenggara Timur) dan telah menjadi komoditas ekspor sejak lama.

Kayu cendana yang merupakan produk kerajinan dan furniture tidak boleh dilapisi, melainkan dibiarkan polos agar aroma cendana dapat dinikmati saat berinteraksi dengan produk tersebut. Kayu ini sangat bagus dan kuat untuk digunakan sebagai furniture serta memiliki nilai ekonomis tinggi di dalam dan luar negeri.