Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Kapan Nikah yang Terus Berulang

Saat seorang wanita dilihat sudah raih “cukup umur” tapi belum menikah, pasti ada saja sebagian orang yang bertanya, “Kapan nikah?” Entahlah sekadar basa-basi atau memang ingin kenali informasi baru, ada saja orang yang dengan gampangnya melempar pertanyaan ini. Saat kita terus mendapat pertanyaan kapan nikah, kita kadang terasa sedih dibuatnya tapi terkadang kita perlu semakin tenang dalam menjawab.

Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Kapan Nikah yang Terus Berulang

Baca : Pendant The Palace

Temui pertanyaan kapan nikah yang masih tetap berkali-kali terkadang buat stres sendiri. Tetapi, tetap ada cara-cara menarik yang bisa kita ambil dalam menjawab. Seperti cara-cara berikut ini.

Ya, ini satu diantaranya cara yang paling mudah. Minimum paling mudah untuk meredam munculnya beberapa pertanyaan lain. Jawab dengan kalimat seperti, “Doakan saja, ya.” Bila yang bertanya adalah orang yang lebih tua, kita terus menunjukkan rasa hormat dengan minta restu dan doa darinya. Siapa tahu memang si penanya inginkan hidup kita bisa makin bahagia, jadi tidak ada salahnya untuk sekalian minta doa.

“Some steps need to be taken alone. It’s the only way to really figure out where you need to go and who you need to be.”― Mandy Hale, The Single Woman: Life, Love, and a Dash of Sass

Tidak semuanya orang ketahui dengan perjuangan dan permasalahan hidup yang kita jumpai. Seperti tidak semua orang tahu bila saat ini ada konsentrasi yang membutuhkan semua energi dan fokus kita, sampai tidak ada waktu pikir pernikahan. Karenanya, saat sudah terlalu lelah dengan pertanyaan basa-basi sekitaran pernikahan, membalas dengan seulas senyuman menjadi salah satu jalan keluar.

Saat seorang kembali bertanya, “Kapan nikah?”

Coba jawab dengan pertanyaan lain, “Kamu sendiri bagaimana informasinya? Sehat?”

Saat kita sudah terlalu capek memberi jawaban untuk pertanyaan yang itu lagi-itu kembali, kadang kita perlu mengganti topik. Bukanlah memfokuskan pembicaraan padamu, coba fokuskan pada si penanya. Siapa tahu si penanya menanyakan permasalahan pernikahan itu sebenarnya sedang ingin cari perhatian saja darimu dan perlu didengarkan saja.

“Love is a beautiful, wonderful, and even sacred thing, but until it arrives, shouldn’t we give ourselves permission to thrive?”― Mandy Hale, I’ve Never Been to Vegas, but My Luggage Has: Mishaps and Miracles on the Road to Happily Ever After

“Ya, bila tidak hari Sabtu peluang hari Minggu.”

“Ya, nantinya pas jodohnya sudah berjumpa. Peluang sebentar kembali.”

“Nantinya bila pekerjaan sudah selesai, jodohnya datang sendiri.”

Berikan prediksi waktu pada pertanyaan kapan nikah itu. Minimum ini bisa jadi cara kita tidak untuk berlama-lama cari jawaban lain. Sampai bisa sesegera beralih ke topik pembicaraan yang lain. Tidak semuanya orang pahami bila jodoh tiap orang punya “zona waktu” berlainan. Sampai kadang yang perlu kita lakukan untuk menanggapi permasalahan pertanyaan kapan nikah, ya dengan datangkan prediksi waktu.

“Hope for love, pray for love, wish for love, dream for love…but don’t put your life on hold waiting for love.”― Mandy Hale, The Single Woman: Life, Love, and a Dash of Sass

Cara ini bisa ditetapkan saat yang bertanya terlalu julid atau terlalu menghakimi hidupmu. Coba perlihatkan saja kebahagiaanmu. Tunjukkan bila hidupmu baik saja saat ini, bahkan kamu terasa betul-betul suka dengan semua pencapaian yang ada. Hidup bukan kasus cuman menunggu jodoh saja, kan? Maka bila ada yang terus menerus mencecarmu dengan pertanyaan kapan nikah, perlihatkan saja dirimu yang bahagia apa yang telah ada saat ini.

Semoga yang belum merasakan tambatan hati, bisa dipertemukan dengan jodoh terbaik di saat yang terbaik, ya.